Minggu, 04 Oktober 2009
[Sosiologi] RINGKASAN Untuk Penelitian Sosial
1. Kerangka berpikir tinjauan kepustakaan:
- Tentukan konsep teori
- Literatur
1.1. Fungsinya:
1.1.1. Memperdalam ilmu pengetahuan yang diteliti.
1.1.2. Menegaskan kerangka teoritis yang dijadikan landasan berpikir.
1.1.3. Mempertajam konsep.
1.1.4. Menghindari pengulangan atau duplikasi.
1.2. Langkah-langkahnya:
1.2.1. Mempelajari hal yang diperoleh dari sumber penelitian.
1.2.2. Mempelajari metode yang dijadikan landasan.
1.2.3. Mengumpulkan data dari sumber lain.
1.2.4. Mempelajari analisis deduktif.
2. Metode Penelitian
2.1. Pendekatannya (kualitatif/kuantitatif)
2.2. Tipe Penelitian (explorasi dan deskripsi)
2.3. Populasi dan Sampel
2.4. Teknik Pengumpulan Data (Survey, Interview, analisis data)
3. Angket
3.1. Jenis:
3.1.1. Tertutup, contohnya:
Jenis Kelamin Responden?
a. Laki-laki
b. Perempuan
3.1.2. Terbuka, contohnya:
Apa pendapat anda mengenai sekolah homogen?
3.1.3. Semi Terbuka, contohnya:
Apa pekerjaan orangtua anda?
a. guru
b. dosen
c. ... (lainnya sebutkan)
4. Metodologi Penelitian
4.1. Subjek Penelitian: Sumber data, tempat kita memperoleh data.
4.2. Objek Penelitian: Tuliskan judul penelitian.
4.3. Metode dan Alat Pengumpul Data:
4.3.1. Metode: Tuliskan apakah menggunakan angket, wawancara, observasi, atau dokumentasi.
4.3.2. Alat Pengumpul Data: kuisioner atau pedoman wawancara.
No | Metode | Alat | Sumber |
1 | Kuisioner | Angket | Responden |
2 | Wawancara | Pedoman Wawancara | Informan |
3 | Observasi | Pedoman Observasi | Daftar Checklist |
4 | Dokumenter | Pedoman Dokumenter | Catatan Resmi Dokumentasi |
4.4. Populasi
4.4.1. Populasi = Jumlah seluruh responden.
4.4.2. Sampel = ...% x Populasi
4.5. Pendekatan Yang Digunakan: Kuantitatif/Kualitatif
4.6. Jenis Data:
4.6.1. Data Primer: Data yang kita dapat di lapangan.
4.6.2. Data Sekunder: Data yang kita dapatkan di literatur / internet
Di bagian ini dijelaskan kita menggunakan apa, angket/observasi, kemudian kita ceritakan bahwa angket/pedoman kita bedasarkan rumusan masalah
4.7. Lokasi Penelitian:
4.8. Pelaksaan: Ditulis sejak menulis proposal
4.9. Biaya
4.10. Pengolahan Data
4.11. Analisis Data
4.12. Sistematika Bentuk Laporan
4.13. Lampiran:
4.13.1. Daftar Kepustakaan
4.13.2. Master Angket
4.13.3. Buku Kode
4.13.4. Matriks Data
5. Langkah Penelitian Sosial
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Kegunaan/ Manfaat Penelitian
5. Kerangka Teori
6. Metodologi
BAB II HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
1. Gamabaran Responden
2. Hasil Penelitian
3. Analisis Data
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
MASTER ANGKET
MASTER ANGKET
6. Latar Belakang Masalah
6.1. Menunjukan mengapa judul itu penting untuk diteliti
6.2. MAsalah yang kita ambil perlu diteliti.
6.3. Alasan, manfaat dalam penelitian
6.4. Data atau fakta yang mendukung
7. Rumusan Masalah, menggunakan prinsip kalimat sederhana.
7.1. Masalah yang dirumuskan secara ringkas dan jelas.
7.2. Rumusan masalah tidak menyulitkan saat mencari data lapangan.
7.3. Dipakai sebagai tata cara menyusun hipotesis.
Contoh:
"Gambaran Pengangguran di Desa X"
Rumusan Masalah:
1. Berapa presentase generasi muda yang menganggur di Desa X?
2. Apa penyebab generasi muda yang menganggur di desa X?
Tujuan Masalah:
1. Ingin mengetahui presentase generasi muda yang menganggur di Desa X.
2. Ingin mengetahui penyebab generasi muda yang menganggur di Desa X.
[Sosiologi] RINGKASAN Dari Handout
Daripada lu semua co-pas dan bagannya ada yang broken link, maka mending download aja..
DOWNLOAD DARI MEDIAFIRE
DOWNLOAD DARI MEDIAFIRE
Penelitian Sosial I
1. Penelitian Sosial,
Berhubungan dengan usaha untuk mencari tahu sesuatu, berhubungan pulan usaha untuk mencari jawaban dari suatu masalah sosial.
Ada dua cara umum yang digunakan dalam proses pembuatan penelitian sosial, yaitu:
1.1. Pendekatan Rasional
1.2. Pendekatan Empiris
- - -
1.1. Pendekatan Rasional,
beranggapan bahwa segala sesuatu yang ingin diketahui oleh manusia sebenarnya ada dalam pikiran manusia. Menurut pemahaman ini pengetahuan bedasarkan gagasan yang rasional dan didasarkan atas kebijakan seseorang. Pendekatan rasional mengundang banyak pro dan kontra.
1.2. Pendekatan Empiris,
Pendekatan ini diperoleh dari hasil pengamatan terhadap fenomenayang terjadi, jawaban atas objek penelitian bukan bedasarkan apa yang ada di pikiran orang tersebut, melainkan lebih condong kepada data yang diperoleh dari lapangan atau data dari hasil percobaan yang sifatnya fakta dan apaadanya. Salah satu contoh dari pendekatan empiris adalah metode ilmiah.
1.2.1. Metode Ilmiah,
Merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahun yang baru atau salah satu cara untuk menjawab permasalahn dari suatu penelitian dengan cara ilmiah.
2. Variabel,
Sebagai suatu konsep, seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin.
Suryabrata mendefinisikan variabel sebagai suatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau kerap diistilahkan sebagai gejala yang akan diteliti.
Secara umum variabel adalah sebagai konsrtuk atau objek yang sedang diteliti yang memiliki variasi ukuran, kualitas yang ditetapkan oleh si peneliti badasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh variabel itu sendiri.
Contoh: Jenis kelamin, tingkat kecerdasan, usia, ...
Jenis-jenis variabel:
2.1. Variabel bebas atau independent,
Adalah variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel lain. Variabel ini dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui hubungannya dengan varibel lain.
2.2. Variabel tergantung atau terikat,
Adalah variabel yang muncul akibat manipulasi dari variabel bebas. Variabel ini diukur dan diamati untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas.
2.3. Variabel antara atau intervening,
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Keberadan variabel antara tersebut dapat memperkuat ataupun melemahkan hubungan antara variabel dependen dan independen. Misalnya, kreativitas menunjukakan hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Pada saat dilakukan penelitian ternyata siswa tersebut sedang mengalami kecemasan atau keletihan. Kecemasan atau keletihan sebagai variabel intervening yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. (sumber: moodle.indonusa.ac.id/hybrid/mod/resource/view.php?id=23596)
SKEMA HUBUNGAN VARIABEL BEBAS DAN DAN TERIKAT
Contoh
Judul Penelitian:
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. SOS TV
Variabel Penelitian:
1. Latar Belakang Pendidikan
2. Prestasi Kerja
Jenis Variabel:
Variabel Bebas: Latar Belakang Pendidikan, karena menimbulkan variabel baru yaitu Prestasi Kerja.
Variabel Terikat: Prestasi Kerja, karena Prestasi Kerja diamati untuk mengetahui efek dari Latar Belakang Pendidikan yang merupakan Variabel Bebas.
3. Pendekatan Kuantitaif dan Pendekatan Kualitatif
Dalam penelitian sosial dikenal dua jenis pendekatan, yaitu Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif.
Perbedaannya yaitu:
3.1. Masalah yang diteliti
3.2. Tujuan
3.3. Pola Pikir
3.4. Responden
3.5. Objek penelitian
3.6. Desain penelitian
3.7. Sampel
3.8. Metode pengumpulan data
3.9. Bentuk data
3.10. Sifatnya
3.11. Analisisnya
3.12. Hasil penelitian
3.13. Kedekatan data dengan peneliti
3.14. Asumsi
Kemudian untuk mempermudah proses, dibuatlah tabel:
No | Aspek | Kualitatif | Kuantitatif |
1 | Masalah yang diteliti | Menekankan pada beberapa variabel | Menekankan pada semua variabel |
2 | Tujuan | Menguji teori dan menegakan fakta | Mengembangkan kepekaan konsep dan penggambaran yang tidak tunggal. |
3 | Pola pikir | Teori, hipotesis, ke lapangan, mencari data, menguji hipotesis, teori. (Sifatnya dari atas ke bawah) | Langsung ke lapangan menemukan data, data dicocokan dengan teori. (Sifatnya dari bawah ke atas) |
4 | Responden | Banyak diambil secara random | Sekitar 10 orang secara purposive. |
5 | Objek | Perilaku manusia dan fenomena alam. | Perilaku manusia dan proses kerja. |
6 | Desain penelitian | Survey, studi kasus, eksperimen. | Studi kasus |
7 | Sampel | Besar, kelopok kontrol random. | Kecil, tidak resprentative dengan tujuan. |
8 | Metode pengumpulan data | Angket, wawancara, cheklist, observasi. | Observasi dan wawancara. |
9 | Bentuk data | Angket | Kata, gambar, kalimat, perilaku. |
10 | Sifatnya | Deskriptif, komparatif, asosiatif. | Deskriptif |
11 | Analisisnya | Menguji hipotesis, menjawab masalah. | Manjawab masalah |
12 | Hasil penelitian | Generalisasi | Makna |
13 | Kedekatan data dengan peneliti | Jauh dari data yang diteliti | Sangat dekat dengan data yang diteliti |
14 | Asumsi | Realitas statis | Realitas Dinamis |
Untuk membantu kita menghafal 14 aspek perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Pendekatan Kuantitif, maka gunakan metode "Mnemonics"
http://en.wikipedia.org/wiki/Mnemonic
M T P R O D S M B S A H K A
MTPR - ODS - MBS - SAHKA
SILAHKAN HAFALKAN DENGAN OTAK ANDA SENDIRI PENULIS TIDAK BERTANGGUN JAWAB...!!!
[Sosiologi] RINGKASAN Dari Buku
INI LINK DOWNLOAD BIAR GAK USAH SUSAH PAYAH COPY PASTE
DOWNLOAD RAPIDSHARE
A. Struktur Sosial
a. Pengertian Struktur Sosial
Struktur Sosial adalah sebuah tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam tatanan sosial tersebut terdapat hubungan timbal balik antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keterangan perilaku.
b. Ciri-ciri Struktur Sosial Menurut Abdul Syani
1. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial pokok, yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada kegiatan yang mugkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2. Struktur sosial mengacu pada hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu. Oleh karena itu struktur sosial adalah aspek non-proses dari sitem sosial.
3. Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat. Kebudayaan masyarakat berhubungan dengan derajat dari susunan sosial masyarakat.
4. Struktur sosial memiliki realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan.
5. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian
1. Struktur sosial memiliki peranan yang bersifat empiris.
2. Dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap pemeberhentian di mana terjadi stabilitas.
c. Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial
Fungsi Struktur sosial menurut Mayor Polak adalah dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan dalam pelanggaran norma, nilai, dan juga peraturan yang berlaku di suatu kalangan masyarakat. Dapat juga dimanfaatkan sebagai dasar disiplin suatu kelompok sosial.
Peter M. Blau membagikan bentuk struktur sosial menjadi dua secara garis besar, yaitu Intersected Social Structur (ISS) dan Consolidated Social Struktur (CSS)
1. Inetersected Social Structur, dikatan Intersected apabila keanggotaan bersifat menyilang, maksudnya menyilang adalah keangotaan terdiri atas bermacam-macam suku, ras, atau pun agam ayang berbeda-beda.
2. Consolidated Social Structur, dikatan Consolidate apabila terjadi tumpang tindih parameter, menjadikan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial .
Menurut Nasikun, Struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan secara vertikal, secara horizontal maksudnya perbedaa suku, agama dan ras yang berbeda-beda. Sedangka secara vertikal maksudnya struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial bedasarkan lapisan-lapisan sosial.
B. Diferensiasi Sosial
a. Pengertian Diferensiasi sosial
Artinya secara sosiologi adalah penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis, ini merupakan bentuk klasifikasi sosial secara horizontal.
Dalam masyarakat beragam atau (Plural Society), pengelompokan horizontal bedasarkan pada perbedaan ras, etnis, klan dan agama. (Afalkan bagan 1.1 halaman 7).
Diferensiasi Ras adalah pengelompokan manusia atas ciri fisik yang sama.
b. Kemajemukan Sosial Budaya, ditandai dengan 4 hal berikut ini:
1. Bedasarkan Ciri Fisik.
Diferensiasi ini timbul karena adanya perbedaan fisik, warna kulit, bentuk rambut, mata, ... Ciri-ciri fisik disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif karena bisa diukur dengan jelas.
2. Bedasarkan Ciri Sosial
Diferensiasi ini akibat perbedaan pekerjaan yang menyababkan cara pandang orang yang berbeda-beda, dan juga perbedaan dalam pola perilaku masyarakat. Contohnya perbedaan perilaku seorang tentara dengan seorang guru.
3. Bedasarkan Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat dengan nilai-nilai yang dianutnya. Contohnya religi, keuletan, ketangguhan, dan sifat-sifat lainnya kebanggaan suatu budaya, seperti contohnya orang Maluku yang berani-berani akibat sering berlayar.
c. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
1. Diferensiasi Ras Menurut Ralph Linton
Secara garis besar manusia dibagi dalam ketiga ras besar berikut ini:
1.1. Ras Mongoloid (Berkulit kuning kecoklatan)
1.2. Ras Negroid (Berkulit Hitam)
1.3. Ras Kauskasoid (Berkulit putih)
1.1. Ciri-ciri ras Mongoloid
· Kulit kuning sampai sawo matang.
· Rambut lurus
· Bulu badan tipis.
· Mata sipit
· Dibagi menjadi dua subras, yaitu:
o Ras Mongoloid Asia
o Ras Mongolid India
1.2. Ciri-ciri ras Negroid
· Rambut keriting
· Kulit hitam
· Bibir tebal
· Kelopak mata lurus
· Dibagi menjadi lima subras, yaitu:
o Negrito
o Nilitz
o Negro Rimba (ketika menghafal ingat muka Salman)
o Negro Oseanis
o Hotentot-Bosesman
1.3. Ciri-ciri ras Kauskasoid
· Hidung mancung
· Kulit putih
· Rambut pirang, kecoklatan
· Kelopak mata lurus
· Dibagi menjadi lima subras, yaitu:
o Nordic
o Alpin
o Mediteran
o Armenoid
o India
2. Diferensiasi Ras Menurut A.L Kroeber
2.1. Ras Austroloid, Aborigin (Ingat Salman).
2.2. Ras Mongoloid
2.2.1. Asiatic Mongoloid
2.2.2. Malayan Mongoloid
2.2.3. American Mongoloid
2.3. Ras Kauskasoid
2.3.1. Nordic
2.3.2. Alpine
2.3.3. Mediteranian
2.3.4. Indic
2.4. Ras Negroid
2.4.1. African Negroid
2.4.2. Negrito
2.4.3. Melanesian
2.5. Ras Khusus
2.5.1. Bushman
2.5.2. Vedoid
2.5.3. Polynesian
2.5.4. Ainu
3. Pembagian sub-Ras Indonesia
3.1. Negrito, di Semang, Semenanjung Malaya.
3.2. Vedoid, suku Sakai (Riau), suku Kubu (Jambi), dan Toala dan Tonguna (Sulawesi)
3.3. Neo-Mellonesoid, di Kepulauan Aru
3.4. Melayu, dibagi atas dua subras, yaitu:
3.4.1. Melayu Tua atau Roto Melayu: Batak, Toraja, Dayak.
3.4.2. Melayu Muda atau Deutro Melayu: Aceh, Jawa, Minang.
- - -
Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena, beberapa faktor berikut ini:
1. Kondisi Geografis dan Iklim
Orang yang hidup di daerah dingin akan memiliki hidung yang lebih panjang dan menonjol, yang berfungsi untuk mengontrol suhu, sedangkan orang yang hidup di daerah dingin akan memiliki hidung yang lebih lebar.
2. Faktor Makanan
Orang-orang yang bertubuh besar cenderung dapat dijumpai di daerah berhawa dingin sementara di daerah tropis orangnya lebih pendek-pendek.
3. Faktor Perkawinan atau Amalgamasi (Indo)
Akibat mobilitas masyarakat yang besar, maka memungkinkan untuk terjadinya perkawinan campur. Contohnya, ras kauskasoid menikah dengan ras mongoloid, akan memiliki anak yang memiliki ciri dari kedua ras tersebut.
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan adat istiadat, religi, budaya, dan keseniannya.
Namun setiap suku bangsa di Indonesia memiliki persamaan yaitu:
2.1. Bedasarkan asas kekeluargaan
2.2. Asas yang sama dalam hak atas tanah.
2.3. Persamaan hukum adat.
2.4. Memiliki lembaga adat penduduk asli.
3. Diferensiasi Klan
Klan merupakan kesatuan genealogis (Kestuan turunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan adat).
3.1. Klan bedasarkan religio magis tercermin pada kesakralan hubungan kekeluargaan klan.
3.2. Klan bedasarkan kesatuan genealogis, adalah kesatuan darah atau keterunan yang sama, maksudnya kalau orang batak disarankan untuk menikah dengan orang batak juga demi kelangsungan nama klan.
3.3. Klan bedasarkan adat, klan memegang teguh kepada adat dan upacara-upacara yang ada di sistem kekeluargaan mereka.
- - -
Bentuk klan di Indonesia ada dua jenis, yaitu:
1. Klan garis keturunan Ibu (Matrilinear).
2. Klan bedasarkan garis keturunan Ayah (Patrilinear)
4. Diferensiasi Agama
Pada prinsipnya manusia akan kagum atas sesuatu yang lebih hebat darinya akibatnya manusia percaya akan kekuatan mistis yang berada di luar dirinya, bedasarkan pengalaman itu akhirnya manusia memiliki kepercayaan, dan dewasa ini kepercayaan itu disebut agama.
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi manusia, sebaliknya manusia juga mempengaruhi agama jadi terjadi hubungan yang dinamis anatar agama dan manusia.
5. Diferensiasi Jenis Kelamin
Bedasarkan Diferensiasi klan diatas maka Diferensiasi jenis kelamin berlaku pada:
5.1. Masyarakat dengan bentuk klan Patrilinear akan membuat posisi laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
5.2. Masyarakat dengan bentuk klan Matrilinear akan membuat posisi perempuan lebih tinggi dari laki-laki
Meskipun pada hakikatnya Diferensiasi jenis kelamin ini pada masyarakat modern sudah mulai memudar.
6. Diferensiasi Profesi
Merupakan bentuk Diferensiasi sosial yang menggolongkan masyarakat bedasarkan profesinya. Bedasarkan perbedaan profesi maka kita mungkin pernah mendengar dengan Serikat Buruh, Persatuan Guru, POLRI, yang merupakan bentuk pengelompokan atas Diferensiasi profesi.
Langganan:
Postingan (Atom)